Komunikasi UMM Pertahankan Akreditasi A

Monday, May 06, 2013 13:34 WIB

 

 Setelah melalui proses yang panjang, Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UMM berhasil mempertahankan nilai  A  akreditasi  dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Hal itu tertuang  dalam  Surat Keputusan No: 106/SK/BAN-PT/Ak-XV/S/IV/2013Hal ini disambut suka cita tidak saja sivitas akademika di tingkat Prodi dan Fakultas,  tetapi juga mahasiswa Ilmu Komunikasi  (Ikom) sendiri.

Menurut Ketua Jurusan Ikom Nurudin, akreditasi  periode ini  didapatkan melalui penilaian yang sangat ketat. Itu sangat berbeda dengan penilaian periode sebelumnya.  Ini berarti ilmu komunikasi kembali dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat untuk memberikan kualitas yang terbaik.

“Ada banyak sekali indikator dalam penilaian, diantaranya dari visi dan misi, prestasi mahasiswa, sumber daya dosen, kurikulum, dan masih banyak lagi,” tutur Nurudin. Ia menambahkan akreditasi ini berlaku selama lima tahun (sampai 2018, red). “Dengan nilai A, selama lima tahun mendatang  nanti diharapkan bisa memacu dosen-dosen dan mahasiswa untuk lebih meningkatkan kualitasnya,” jelasnya.

Senada dengan Nurudin, dosen audio visual yang juga Sekretaris Prodi Ikom Sugeng Winarno mengatakan hanya ada dua universitas di Jawa Timur yang mendapatkan akreditasi A untuk prodi ilmu komunikasi. “Salah satunya adalah UMM,” ucap Sugeng. Akreditasi A menurut Sugeng dapat mempermudah lulusan nanti dalam mencari pekerjaan. “Kami juga membangun link-link dengan perusahaan yang dapat menampung lulusan Ikom, sehingga jurusan tidak lepas tangan terhadap mereka,” tuturnya.

PRO VS KONTRA

Dibalik kesuksesan Ikom mempertahankan akreditasinya, ternyata beberapa mahasiswa ada yang pro dan ada yang kontra. M. Natsir misalnya, menurutnya keberhasilan mempertahankan akreditasi membuktikan bahwa jurusan Ikom dapat menunjukkan kualitasnya. “Sejalan dengan kualitas yang diterima, diharapkan dosen-dosen dan mahasiswa dapat meningkatkan prestasinya, termasuk meningkatkan fasilitas,” kata Natsir.

Berbeda dengan Natsir, Fany Puspita menganggap hal tersebut biasa saja. “Jika tidak ada peningkatan akan terasa percuma. Coba kalau ada pemberian beasiswa dan peningkatan fasilitas mungkin akan jauh lebih baik,” ucapnya.

Dari asesmen lapangan sampai keluarnya nilai membutuhkan waktu sekitar 4 bulan. Asesmen lapangan dilakukan pada tanggal 20-23 Desember 2012  (lny/mza).

Shared: