Prodi Komunikasi UMM Kampanye Media Literacy ke SMAN 2 Batu

Tuesday, November 06, 2012 12:33 WIB

 
Siswa-siswi SMAN 2 Batu serius mengikuti penjelasan praktik Media Literacy. Tampak Sugeng Winarno, Instruktur pelatihan (kiri)

Belajar media itu menyenangkan. Mungkin itulah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan suasana pelatihan media literacy yang diadakan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Ilmu Komunikasi UMM untuk siswa-siswi SMAN 2 Batu. Sebanyak 25 siswa antusias mengikuti pengenalan dan pelatihan yang diadakan selama tiga hari, satu hari pengenalan media dan dua hari berturut-turut berikutnya adalah workshop.

            Tim pengabdian masyarakat dikoordinatori langsung oleh Frida Kusumastuti, M.Si, sengaja memilih program gerakan media literasi untuk program pengabdian masyarakat karena program ini merupakan salah satu bentuk keprihatinan Jurusan Ilmu Komunikasi terhadap sajian isi media, baik media cetak maupun media televisi dan online.

            Jika kita jeli, banyak sekali sajian isi media yang tidak sehat bagi kualitas kehidupan. Masih banyak sajian media yang justru menyajikan kekerasan, irasional, pornografi dan kebohongan, Padahal sejatinya kehadiran media sangat dibutuhkan masyarakat sesuai fungsinya yaitu sebagai sumber informasi, hiburan, pendidikan dan kontrol sosial. Latar belakang inilah yang mendasari Jurusan Ilmu Komunikasi memilih program gerakan media literasi sebagai program andalan untuk pengabdian masyarakat. “ Oleh karena itulah kehadiran media massa tidak perlu ditolak meskipun belum sehat bagi masyarakat, melainkan masyarakat masyarakat yang harus diajak untuk kritis dan tidak langsung percaya apa yang disajikan oleh media massa. Disinilah perlunya Gerakan Media Literasi itu,”tutur Frida.

            Media Literasi bisa diwujudkan dengan aktif memantau sisi media massa, menyampaikan aspirasi atau keluhan atas sajian media yang tidak tepat kepada pihak yang mengatur regulasi media, membentuk media watch, dan bisa juga memproduksi media sendiri untuk komunitasnya yang sesuai dengan kaidah pembuatan media yang benar. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, efek-efek negatif dari media massa bisa ditanggulangi sendiri melalui kekritisan masyarakat.

            Rekhal Triansyah salah satu peserta pelatihan media literasi mengatakan dirinya senang bisa mengikuti pelatihan ini. Siswa kelas XI IPS SMAN 2 Batu ini mengaku meski istilah media literasi ini masih cukup awam baginya, namun ia jadi tahu bagaimana cara memperlakukan media dengan benar, bagaimana cara membuat media sendiri dan yang paling seru menurutnya adalah punya kesempatan langsung untuk melihat secara langsung dan belajar bagaimana proses produksi sebuah berita baik untuk media cetak maupun televisi. “Saya sangat senang saat kita diajak melihat proses produksi sebuah tayangan dan berita melalui lab komunikasi. Kita disini juga bisa belajar bagaimana cara membuat majalah dinding dan memproduksi newsletter. Kami akan preaktekkan di sekolah nanti,”jelas Rekhal. Dalam program pengabdian masyarakat kali ini, siswa-siswi dari SMAN 2 Batu memang diajari untuk membuat produk akhir berupa majalah dinding dan newsletter sederhana.

            Selain melaksanakan pengabdian masyarakat melalui Gerakan Media Literasi di SMAN 2 Batu, Jurusan Ilmu Komunikasi UMM beberapa tahun terakhir ini juga intensi melakukan kampanye Gerakan Media Literasi di sejumlah sekolah dan instansi, seperti di MAN 1 Malang, SMA Muhammadiyah Lamongan, SMP Muhammadiyah 4 Batu, SMAN 2 Malang, SMAN Ngantang, STISIP Madiun, di kalangan pejabat Pemkot Batu dan juga pada guru dan orang tua Kelompok Usia Dini Melati II Kota Batu. “Melalui Gerakan Media Literasi kami ingin menyadarkan, melatih dan mendampingi masyarakat untuk kritis pada media massa,”ungkap Frida. (wnd)

Sumber: Communitacion Newsletter/Agustus 2011

Shared: