Susun iResolusi 2011, Debut Pertama Eskalator Community

Thursday, December 30, 2010 09:31 WIB

 
Gambar Ilustrasi iResolusi

 

        Tahun baru 2011 segera tiba. Banyak orang mempersiapkan berbagai planning dalam menyambutnya. Tak mau kalah, komunitas Kaskuser Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerjasama dengan Escalator Community mengajak seluruh mahasiswa UMM untuk menyusun resolusi 2011-nya. Resolusi sangat diperlukan agar orang dapat membuat beberapa komitmen untuk mengubah kebiasaan atau gaya hidupnya menjadi lebih baik. Program ini dimulai 21-31 Desember 2010.
       Penelitian Harvard Business School menunjukkan sebanyak 3% orang yang mempunyai resolusi dan menuliskannya, memiliki penghasilan 10 kali lipat dari orang yang mempunyai resolusi tapi tidak menuliskannya. Ini menunjukkan pentingnya menulis karena dapat memperfokus pikiran manusia. Eskalator sebagai Club PR Independent mengharap partisipasi mahasiswa khususnya dari Jurusan Ilmu Komunikasi, agar optimis di tahun 2011 dan memiliki kejelasan mengenai apa saja yang ingin dilakukan.
      iResolusi 2011 menjadi debut pertama Eskalator Community dalam menunjukkan eksistensinya. Komunitas ini berawal dari sebuah kelompok belajar yang rutin mengadakan diskusi. “PR itu fleksibel, bentuk komunikasinya bisa ke bawah dan bisa juga ke atas. Karena itulah kami menamakan diri Eskalator,” ujar Ketua, Priscilla Tirta Dwi Utami yang sering dipanggil Cilla. Baru saja didirikan, Senin (2/11), Eskalator beranggotakan 8 orang dengan visi misi yang sama. Uniknya, mereka menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan komponen-komponen eskalator, seperti conveyor, dynamo, switcher, dan sebagainya. Bersama-sama mereka berupaya dapat mengaplikasikan secara langsung praktek-praktek PR. Kerja sama dengan Kaskuser UMM memposisikan mereka sebagai advisor yang membantu penerapan strategi komunikasi yang tepat.
           Adapun puncak acaranya yaitu pemajangan resolusi tanggal 3-4 Januari 2011. “Harapan kami board penuh dengan berbagai macam resolusi yang nantinya akan didokumentasikan,” tambah Cilla. “Kami ingin menunjukkan bahwa anak Ilmu Komunikasi PR tidak hanya belajar secara teoritis saja, tapi juga dapat menunjukkan eksistensi kami lewat aksi,” ungkap Cilla mengakhiri percakapan dengan tim PR-ku Management. Vnd

Shared: