Sejumlah 140 calon lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilepas Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof. Dr. Muslimin Machmud, MSi, kemarin (10/8/2023). Mereka merupakan sebagian dari 483 lulusan FISIP periode 5 tahun 2023 yang akan diwisuda oleh rektor 22, 24 dan 29 Agustus mendatang.
Dekan menyatakan lulusan kali ini memiliki keunggulan karena semua program studi di FISIP telah terakreditasi Unggul oleh BAN PT. “Bahkan khusus untuk Komunikasi, selain telah tersertifikasi tingkat ASEAN melalui AUN QA, juga terakreditasi internasional FIBAA dari Jerman,” ungkapnya.
Untuk itu, kata dekan, lulusan harus lebih percaya diri di dunia kerja. Sebab selain kampusnya juga unggul, prodinya juga luar biasa. Tidak ada alasan untuk minder bersaing dengan kampus-kampus lain.
Dari 140 lulusan Komunikasi, lebih 40% adalah Angkatan 2019. Menurut Kaprodi Komunikasi UMM, Nasrullah, ini menunjukkan prodinya memenuhi target kelulusan tepat waktu sebagaimana dicanangkan oleh pemerintah maupun universitas.
Meski demikian, mengejar target tepat waktu tidak akan mengabaikan kualitas lulusan. Itulah sebabnya, meski ada jalur non-skripsi sebagai syarat lulus, tidak mengurangi bobot ilmiah-akademik yang harus dipenuhi. Namun, diakui jalur non-skripsi memang menjadi alternatif bagi mahasiswa yang memiliki skill dan minat pada non-akademik.
“Sebagai pertanggung jawaban bahwa lulusan S1 harus memenuhi SKKNI level 6, maka tugas akhir non-skripsi tidak hanya karya yang mengandalkan skill teknis, tetapi juga ada riset pra-produksi, dan laporan akhirnya diuji sebagaimana skripsi,” terang Nasrullah.
Dijelaskannya, ketika merancang produksi karya kreatif, mahasiswa juga masih perlu mencantumkan referensi-referensi ilmiah, memahami konsep-konsep komunikasi, dan mempelajari manajemen bagaimana membentuk dan bekerja secara tim. Selain itu, kemampuan metode penelitian juga diperlukan untuk memperoleh data sebelum membuat karya.
Lulus lewat jalur non-skripsi antara lain dapat ditempuh dengan karya kreatif film, iklan, event PR, strategi dakwah digital, manajemen media online, fotografi, hingga artikel yang dimuat di jurnal bereputasi. “Ada juga jalur prestasi nasional dan internasional yang bisa menjadi alternatif, tetapi dengan tetap menulis laporan tertulis sesuai standar ilmiah,” tambah Nasrullah.
Strategi memberikan alternatif non-skripsi di Komunikasi UMM tidak serta merta diadakan. Pertimbangan bahwa mahasiswa telah melewati masa kuliah dengan berbagai mata kuliah praktikum diyakini menjadi bekal yang cukup untuk membuat karya kreatif. Di Komunikasi UMM, setidaknya ada sembilan mata praktikum yang menuntut mahasiswa seperti melewati masa kerja yang sesungguhnya.
“Di semua mata praktikum itu mahasiswa harus membentuk tim yang kuat, memanej kelompoknya, membuat riset, merancang program dan mengimplementasikannya dalam bentuk karya,” terang kepala Lab Komunikasi UMM, Widiya Yutanti.
Itulah sebabnya, meski terkesan berat, pilihan karya kreatif diminati karena mahasiswa lebih dulu telah memiliki bekal dan persiapan karya sejak di semester empat. “Mereka bahkan telah memiliki klien perusahaan atau instansi swasta dan pemerintah untuk menjadi partner. Di situ mahasiswa merasakan bagaimana karyanya harus diakui oleh pihak lain,” tambah Widiya.
Dalam gelaran pelepasan calon sarjana FISIP itu juga diumumkan para lulusan terbaik. Tiga lulusan terbaik Komunikasi UMM merupakan Angkatan 2019. Mereka adalah Lailatul Azizah, Granita Esti Johariyah dan Silvia Dewi Anggraini. Mereka berturut-turut sebagai terbaik pertama, kedua dan ketiga dengan masa studi 3 tahun 10 bulan. (nsr)