Dua tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan kegiatan di dua sekolah Muhammadiyah berbeda. Kedua tim fokus pada penguatan literasi digital pada siswa dan guru.
Tim pertama terdiri Widiya Yutanti, Nurudin, Himawan Sutanto dan Rahadi, melakukan pelatihan pada siswa SMA Muhammadiyah 1 Denpasar Bali, Selasa-Rabu (10-11/10/2023). Tim lainnya, beranggotakan Frida Kusumastuti, Joko Susilo dan Nasrullah mendampingi guru-guru SD Muhammadiyah 4 (SD Mupat) Kota Malang (13/10/2023).
Di Denpasar tim melakukan pelatihan citizen journalism dan content creator. Kegiatan ini diikuti 34 siswa dan guru. Seluruh anggota tim menjadi narasumber sesuai dengan kepakaran masing-masing.
Widiya yang juga ketua tim memberi materi tentang “Menjadi Jurnalis? Semua Bisa!” Selain menjelaskan kiat menjadi content creator, ia juga menekankan saat ini siapa saja memiliki kesempatan untuk menyebarkan informasi dalam bentuk apa saja di berbagai platform media.
“Namun ingat, tidak semua bisa menjadi content creator yang komunikatif. Butuh apa? Target audience penting. Jadi tidak sekadar rekam sana rekam sini, lalu upload,” ujar Kepala Laboratorium Komunikasi UMM itu.
Rahadi menambahkan video pendek menjadi alternatif dalam promosi dan menyebarkan informasi sekolah. “Mengapa? Karena generasi Z punya minat tinggi dalam mengonsumsi tayangan video,” ujarnya.
Kepala Tim Kreatif UMM itu juga memberikan tips agar video menarik perlu meningkatkan interaksi disamping memperkuat brand. Video yang bisa dibuat seperti tutorial, unboxing, dan vlog yang dibuat oleh siswa maupun guru. Sekolah juga dapat membuat kompetisi pembuat video yang sekaligus diupload di media sosial untuk mempromosikan sekolah.
Kepala Sekolah Ela Rahmawati menyambut baik ide Tim Pengabdian Komunikasi UMM. Selama ini jarang ada kampus yang mau turun membantu sekolah terkait promosi yang melibatkan siswa. “Bagusnya, acara pelatihan ini tidak hanya teori tetapi juga praktik. Anak-anak senang karena diajari pembuatan video pendek, sekolah juga terbantu promosi,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dilengkapi dengan materi dari dosen Komunikasi UMM lain, seperti Mencari Ide Kreatif oleh Nurudin dan Kiat Membuat Copywriting Menarik oleh Himawan Sutanto.
Sementara itu, di SD Mupat tim melakukan workshop penguatan kapasitas literasi digital. Kegiatan ini juga diselingi pembentukan dan deklarasi Simpul Literasi Digital. Selanjutnya SD Mupat mendapatkan pendampingan literasi digital selama satu tahun ke depan.
Menariknya, SD Mupat ternyata telah menerapkan literasi digital secara baik. Hal ini diketahui setelah kepala sekolah Hana Ayudah mempresentasikan capaian prestasi guru dan siswa yang berhasil meraih juara III kompetisi konten pembelajaran digital dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Selain itu kami juga menggunakan media sosial sebagai sarana public relations sekolah,” kata Hana.
Meski demikian, SD Mupat membutuhkan pendampingan terutama untuk menangkal pengaruh hoaks pada guru, siswa dan orangtua. Itulah sebabnya materi dari ketiga tim dibutuhkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman guru menjadi pelopor simpul literasi digital di sekolahnya. (jan)