Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) sering mengalami kendala dalam pemasaran. Padahal tak sedikit UMKM yang sebenarnya unik dan layak jual. Program pemerintah untuk memberi prioritas perkembangan UMKM pun tidak mudah diwujudkan. Pentingnya branding masih sering kali diabaikan sehingga kurang dapat menjangkau minat masyarakat.
Demikian poin yang menjadi perhatian sekelompok mahasiswa Prodi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melakukan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 27 gelombang 3. Mereka adalah Aghfi Rifaldi, Audrey, Rohman Zain, Karin, dan Miftakhul. Kelompok ini menawarkan penguatan branding UMKM-UMKM Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Selama satu bulan penuh lima mahasiswa tersebut melakukan berbagai kegiatan. Tujuannya, untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap UMKM yang dibranding sebagai UMKM yang mandiri dan unggul dalam segi pemasaran. Selain itu, mereka juga mengenalkan destinasi wisata edukasi susu perah dan pengolahan limbah di Dusun Brau.
Edukasi branding produk wisata dan UMKM menjadi fokus program tim.
Koordinator kelompok, Aghfi, menerangkan alasan menggarap sektor wisata edukasi susu perah dan pengolahan limbah. Selain related dengan Ilmu Komunikasi yang dipelajarinya di kampus, juga sangat relevan dengan masalah di masyarakat. “Dusun Brau memiliki potensi besar sebagai sentra susu perah di mana limbahnya dapat dikelola sebagai sumber energi gas yang bisa digunakan untuk memasak,” ungkapnya.
Tim sebelumnya telah melakukan riset potensi di dusun tersebut. Selanjutnya, kata Aghfi, kelompoknya membuat video iklan edukatif. Menariknya dalam iklan itu, tim memvisualisasikan proses produksi susu hingga pengolahan limbah. Video tersebut rencananya akan diputar di kantor desa serta diunggah di media sosial milik desa dan UMKM terkait.
Untuk pemberdayaan sektor UMKM, tim juga membuat video untuk Brau Coffee dan usaha rumahan stik susu. Selain itu, pendampingan UMKM juga dilakukan pada pembuatan video produk, foto produk, desain logo, hingga desain packaging.
Ditambahkan Audrey, anggota kelompok, timnya juga mengajak masyarakat untuk melek terhadap pentingnya branding. Melalui program utama branding juga, diharapkan masyarakat mampu mandiri dalam upaya menarik perhatian masyarakat luas. ”Kami berharap setelah kami dampingi, masyarakat akan terus konsisten melakukan promosi dan memasarkan produk-produknya dengan branding yang sudah kami mulai,” harap Audrey.
Program ini disambut senang oleh masyarakat Brau, Gunungsari. “Senang ada mahasiswa yang berani mengeksekusi program-program inovatif, tidak seperti mahasiswa kampus lain yang hanya omong saja, tapi tim dari UMM ini juga kerja nyata,” ujar Fendi Tri Hermawan, Kepala Dusun Brau.
Ketua Prodi Komunikasi UMM Nasrullah terus mendorong mahasiswanya untuk kreatif dan memberi solusi pada setiap program pengabdiannya. “Ini bukan hanya syarat lulus mata kuliah PMM tapi juga bagian dari pembelajaran berfikir kritis dan mengimplementasikannya secara kreatif untuk solusi permasalahan di masyarakat,” pungkasnya. (jan)