Copywriter Alumni Komunikasi UMM Berbagi Tips Lewat Sharing Season
Kamis, 30 April 2020 11:16 WIB
Penulis naskah atau lebih beken disebut copywriter saat ini menjadi profesi langka dan sangat dibutuhkan industri kreatif. Profesi yang mengandalkan kompetensi penulisan kreatif ini menjadi salah satu penentu keberhasilan komunikasi pemasaran. Proses kreatif dalam menulis naskah membutuhkan otentisitas ide dan kedalaman berfikir. Ide kreatif itu bisa muncul dalam suasana apapun.
Demikian salah satu poin yang diperoleh dalam sharing season Prodi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan salah satu alumninya, Selasa (27/04/2020). Kali ini alumni yang yang ditampilkan adalah Cilla Tirta, senior copywriter yang bekerja di Lotus:H Jakarta. Melalui sesi sharing online yang berlangsung selama dua jam, alumni angkatan 2008 ini banyak berbagi tentang tips menjadi seorang copypwriter yang baik. Diskusi dipandu dosen Komunikasi UMM Arum Martikasari dan diikuti oleh dosen, mahasiswa dan alumni dari berbagai daerah.
Kunci menggali ide untuk membranding produk, kata Cilla, adalah konsistensi dengan karakter produk tersebut dan orientasi pada cita rasa costumer. Siapapun bisa memiliki ide dalam membangun kata-kata, tetapi belum tentu memiliki kesan kuat dan seirama dengan keinginan produsen sekaligus mengena pada konsumen.
“Untuk itu diperlukan keahlian dalam menggali dan mempresentasikan ide. Copywriter harus bisa menyampaikan seluruh pesan dengan kalimat pendek,” kata Cilla.
Seringkali klien menuntut terlalu banyak agar ide-idenya dimasukkan ke dalam proses branding. Padahal ide-ide yang konservatif dan terlalu berorientasi pada produk semata-mata tidak akan berhasil. Tak jarang klien sudah mematok dengan tagline-tagline tertentu, bahkan menyodorkan public figure atau artis tertentu untuk menjadi endorsernya. Dalam kasus seperti ini, menurut Cilla, copywriter dituntut untuk tetap mengakomodasinya tetapi harus berfikir keras keluar dari pakem klien untuk mencapai kekuatan branding yang melampaui ekspektasinya. Memang bukan hal mudah, tetapi demi kepuasan klien, maka harus dipeoleh titik temu yang pas antara klien dan seorang copywriter.
“Alhamdulillah saya memiliki teman yang cukup banyak dan bervariasi latar belakangnya. Dengan bertemu mereka, ngopi-ngopi, nonton film, itu sudah menjadi forum FGD (focus group discussion, red) yang efektif untuk memperoleh inspirasi ide,” aku Cilla.
“Copywriter itu nggak sekedar nulis,” ujar Cilla. Tidak semua ide, apalagi hasil meniru dari karya orang lain, bagus untuk ditulis. Boleh saja sebuah strategi promosi dilakukan melalui benchmark brand lain. Tetapi otentisitas tentu jauh lebih baik untuk mengangkat sebuah brand. “Jangan sampai meniru. Kalau hanya sebagai referensi ok-lah. Itupun jangan sampai mendikte ide kita,” lanjutnya.
Cilla mengaku profesi copywriter masih sangat dibutuhkan di Indonesia. Industri kreatif sangat memerlukan profesi ini karena menjadi bagian penting dari pengembangan konsep pemasaran, branding, bahkan untuk kampanye politik.
“Saya merasa Komunikasi UMM telah membekali saya dengan karakter kreatif dan mental untuk fighting di tengah-tengah persaingan ketat di Jakarta. Gak rugi pernah menjadi bagian dari bagian dari UMM,” kilah Cilla yang pernah menjadi tenaga paruh waktu di almamaternya semasa kuliah.
Ketua Prodi Komunikasi UMM, M Himawan Sutanto mengatakan sesi diskusi dengan alumni menjadi tradisi yang sudah dibangun sejak lama. Mereka diminta untuk memberi motivasi kepada adik-adiknya maupun memberi masukan untuk pengembangan kurikulum. Karena kondisi wabah covid-19, diskusi diadakan secara online.
“Selain melalui diskusi ini, prodi juga membuka konsultasi live melalui Instagram di @komunikasiUMM. Siapapun yang ingin mengetahui atau berdiskusi tentang ilmu, kajian atau profesi komunikasi bisa bergabung,” terang Himawan.
Sejauh ini, alumni Komunikasi UMM yang sukses di profesinya sangat senang jika diajak bergabung untuk diskusi. Pekan lalu, Dr Aqua Dwipayana, motivator sukses dan konsultan PR ternama itu juga memberi materi kuliah seraca online kepada mahasiswa.
“Pak Aqua ini termasuk alumni yang sering sambang kampus, menyapa adik-adik mahasiswa. Kami sangat berterima kasih kepada beliau,” pungkas Himawan. (NAS)