Creative Digital Communication Jadi Penciri Komunikasi UMM

Senin, 20 Februari 2023 22:41 WIB

Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang berhasil menuntaskan dokumen kurikulum baru. Hal ini dinyatakan usai melalui rangkaian kajian dan pembahasan yang panjang selama setahun terakhir. Hasil kajian dan evaluasi kurikulum diselesaikan melalui pleno dalam Lokakarya Kurikulum Berbasis Outcome Based Education (OBE), di Hotel Jambuluwuk, Batu, Jumat dan Sabtu (17-18/02/2023).

Diikuti seluruh dosen Komunikasi UMM, lokakarya berlangsung penuh serius namun gayeng. Pasalnya, bahan draft kurikulum yang dibahas telah terlebih dahulu diselesaikan oleh tim perumus yang terdiri dari gabungan dosen senior dan junior, serta pengelola Program Studi dan Laboratorium. Mereka adalah Dr. Farid Rusman, MSi  sebagai ketua tim perumus dengan anggota, Dr. Budi Suprapto, MSi, Dr. Frida Kusumastuti, M.Si, Nasrullah, MSi, Jamroji, M.Comms, Isnani Dzuhrina, M.Adv, dan Widiya Yutanti, MA (Hons).

“Tim ini telah bekerja sejak tahun lalu, namun sempat jeda beberapa waktu karena harus mengumpulkan hasil kajian yang dilakukan melalui masukan dari mahasiswa, alumni, stakeholder pengguna lulusan, kalangan industri, dan para pakar,” terang Isnani yang juga menjadi PIC Lokakarya ini.

Selain kajian-kajian tersebut, Prodi juga telah melaksanakan benchmarking baik secara online maupun on-site.  “Kajian secara online dilakukan melalui studi banding beberapa kurikulum kampus di dalam dan luar negeri yang tersedia di internet. Sedangkan benchmark secara offline dilakukan ke beberapa kampus dan industri di Jakarta,” tambah Isnani.

Ketua Tim Perumus, Farid Rusman, mengatakan lokakarya menghasilkan rumusan baru tentang penciri Komunikasi UMM. Jika sebelumnya ciri khas prodi ini berfokus pada literasi media, maka ke depan pencirinya adalah komunikasi digital kreatif (creative digital communication). Penciri ini diikhtiarkan sebagai jawaban atas dinamika keilmuan maupun profesi komunikasi yang terus berkembang pesat.

“Komunikasi digital adalah keniscayaan yang tak mungkin dihindari. Sedangkan kreativitas adalah keunggulan komunikasi manusia sekaligus jawaban atas tantangan otomatisasi, AI, dan perkembangan teknologi lainnya” tutur Farid.

Penciri ini, ungkapnya, akan relatif bertahan lama karena sudah mengandung visi yang futuristik, terutama menjawab tantangan profesi atau skill abad 21.

Ketua Prodi Komunikasi UMM, Nasrullah mengungkapkan implikasi dari perubahan penciri tersebut adalah modifikasi pembagian peminatan atau spesialisasi. Sebelumnya ada tiga konsentrasi studi di Komunikasi UMM, yakni Public Relations, Jurnalistik dan Komunikasi Audio Visual. “Tiga peminatan ini sudah berlaku sejak tahun 1997,” katanya.

Maka, di kurikulum berbasis OBE ini tiga peminatan diubah menjadi Public Relations and Creative Branding, Journalism and Content Creation dan Creative Audio Visual Production. “Konsekuensi dari perubahan ini mengharuskan munculnya beberapa mata kuliah baru, hilangnya mata kuliah lama, serta digabungkannya beberapa mata kuliah yang linier,” terang Nasrullah.

Perubahan juga terjadi pada Mata Kuliah praktikum. Sebagai unggulan program Komunikasi UMM, kata Nasrullah, Praktikum diformat sedemikian rupa sehingga mahasiswa akan mengikuti tahapan-tahapan mulai dari yang paling dasar sampai manajemen produksi. Selama mengikuti praktikum, mahasiswa dipacu untuk belajar tentang konsep-konsep komunikasi yang diimplementasikan menjadi produk kreatif, menjalin kerjasama (teamwork) yang kuat, melakukan lobbying dan negosiasi dengan client, serta memasarkan produknya kepada publik.

Frida Kusumastuti berharap selama empat semester mahasiswa menempuh praktikum dapat menambah pengalaman bekerja secara riil sehingga berhak mendapatkan sertifikat pengalaman kerja. “Mahasiswa layak mendapatkan apresiasi sertifikat praktikum sekaligus pengalaman kerja, karena pada dasarnya mereka juga bekerja dengan standar dan jadwal yang ketat,” tuturnya.

Untuk menyesuaikan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), maka kurikulum berbasis OBE telah mengakomodasi bagai mahasiswa yang ikut program tersebut. Dalam sajian mata kuliah, dimungkinkan mahasiswa mengikuti kuliah di luar prodi, di luar kampus, maupun magang, yang dapat dikonversi sejumlah SKS.

“Misalnya di semester 5, mahasiswa bisa mengikuti pertukaran dilanjut dengan magang di semester 6, maka ada masing-masing 20 SKS yang dapat dikonversi,” kata Isnani.

Tak hanya itu, pilihan lain bagi mahasiswa adalah mengambil track study di Center of Excellent (CoE) prodi di School of Creative Digital Communication (SCDC). Di track ini, mahasiswa bisa mengikuti kuliah bersama praktisi dan dosen internal yang bekerja sama dengan mitra industri. Semester berikutnya, mahasiswa dapat mengambil intership di perusahaan atau instansi pemerintah yang telah menjadi mitra strategis Komunikasi UMM.

“Mulai tahun lalu SCDC sudah running, jadi dengan kurikulum baru ini semakin memperkuat lagi keberadaan CoE kita,” kata Ketua SCDC, Widiya Yutanti yakin.

Kurikulum Berbasis OBE Komunikasi UMM ini akan diberlakukan secara penuh bagi mahasiswa baru Angkatan 2023. Sedangkan bagi Angkatan-angkatan sebelumnya, meski sudah menggunakan OBE namun struktur kurikulumnya masih menggunakan yang lama dengan beberapa modifikasi muatannya. “Akan segera ditetapkan untuk diterapkan mulai Angkatan 2023 setelah semua dokumen RPS diselesaikan,” pungkas Nasrullah. (*)

Shared: