FISIP UMM mengadakan Webinar Sociopreneur dalam rangkaian program Student Day 2022 (12/2). Sikap kritis ini merupakan sikap peka terhadap peristiwa yang terjadi di sekitar kita, tak terkecuali peka terhadap keluhan. Sociopreneur merupakan upaya untuk mengkonversi permasalahan sosial menjadi sebuah peluang usaha. Menurut Jamroji, M.Comms., inisiator Kampung Warna-Warni Jodipan, yang juga Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi UMM. Sociopreneur memungkinkan kita untuk membangun bisnis yang berangkat dari keluhan orang atau masyarakat. Untuk itu, perlu sekali mengembangkan sikap kritis ini sejak dini.
“Sebuah bidang usaha pada dasarnya bisa dibangun berbasis pada keluhan. Para pembuat aplikasi itu sebenarnya membuat lapangan usaha berbasis keluhan masyarakat. Misalnya saja, Gojek, banyaknya masyarakat yang mengeluh sulit mencari ojek pangkalan, harus repot dulu ke pangkalan untuk bisa memesan ojek, melahirkan aplikasi yang kemudian memudahkan customer seperti Gojek dan aplikasi lainnya. Nah keluhan-keluhan teman anda itu jika kita cerdas dan kritis bisa menjadi sumber ide untuk membangun sebuah unit usaha mandiri. Bahkan bisa menjadi solusi bagi permasalahan sosial melalui bentuk socio-entrepreneurship,” tutur Jamroji.
Wakil Dekan III FISIP UMM, M. Himawan Sutanto, M.Si, berharap kegiatan webinar sociopreneur series ini mampu memantik daya kritis mahasiswa, khususnya peserta Student Day, agar berani berinisiatif dalam membangun sebuah kemandirian. Pandemi yang menyebabkan banyak pergeseran di berbagai bidang bisa ditangkap sebagai sebuah peluang kritis bagi tumbuhnya jenis-jenis sociopreneur yang berkemajuan.
Pembicara pada kegiatan Sociopreneur ini, selain Jamroji, M.Comms., ada juga Hutri Agustino, M.Si, inisiator Pondok Sinau Lentera Nusantara, yang juga dosen Prodi Kesejahteraan Sosial UMM. (ros/ian)