Menikmati dua belas purnama di negeri Portugal adalah sebuah kesempatan emas bagi Syol Indra Syafril. Ya, mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2013 ini baru saja menyelesaikan program Erasmus Mundus Leader Project di University of Evora, Portugal. Setahun di Portugal telah memberinya banyak pengalaman. Berawal dari inisiatifnya mendaftar di program leader project, Syol bersama dua orang mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UMM, Regiana Cindy dan Eka Satria, terpilih menjadi delegasi. Syol mendapat kesempatan untuk belajar komunikasi bisnis di University of Evora, Portugal selama dua semester.
Menjadi mahasiswa asing di negeri asing yang tak ia kuasai bahasa ibunya, tentu bukan perkara mudah. “ Kendala bahasa sempat menjadi permasalahan tersendiri bagi saya. Ada beberapa matakuliah yang disajikan tidak dalam Bahasa Inggris, melainkan menggunakan bahasa Portugal. Hal ini disebabkan ada professor pengampu mata kuliah tersebut yang tidak tahu jika ada beberapa mahasiswa asing yang ikut studi. Akhirnya oleh professor tersebut kami diperlakukan secara khusus, kami diberi tugas-tugas berbahasa Inggris. Alhamdulillah, permasalahan bisa teratasi dengan baik,”ungkap mahasiswa kelahiran Lubuknyiur, Pesisir Selatan ini.
Sama seperti mahasiswa lain, sesuai kontrak beasiswa, setiap mahasiswa harus lulus minimal 22 SKS per semester. Dalam setiap semester, rata-rata Syol mengambil 30 SKS. “Seminggu ada dua pertemuan untuk tiap-tiap matakuliah. Dalam satu semester ada lima mata kuliah. Alhamdulillah, 58 SKS yang saya ambil lulus semua,”imbuhnya. Sistem kerja kelompok juga ia rasakan berbeda di Indonesia. Rata-rata mahasiswa Portugal lebih independen dalam mengerjakan tugas, termasuk tugas kelompok. Bekerja sesuai jobdisc dan tak ada satu pun anggota kelompok yang tidak bekerja. Hal tersebut menjadi pengalaman tersendiri baginya.
Saat menjalani program leader project tersebut, Syol pun aktif berpartisipasi dalam PPI Portugal. Ia pun mendapat kesempatan untuk mengikuti conference di Amerika. Ia berperan sebagai delegasi PPI Portugal. Konferensi tersebut diikuti oleh delegasi PPI negara-negara Eropa dan Amerika. Dalam konferensi tersebuit, mereka membahas rekomendasi untuk pemerintah, khususnya terkait ekonomi digital.
Ditanyai mengenai harapannya untuk teman-teman mahasiswa, Syol berpesan agar mahasiswa terus belajar mengembangkan jaringan dan meningkatkan kualitas diri. “Bagi saya, masa menjadi mahasiswa adalah masa paling tepat untuk mencari celah kesempatan pengembangan potensi. Sayangnya, saat ini kesempatan tersebut jarang benar-benar dilihat oleh mahasiswa. Misalnya untuk program student exchange seperti ini, peluangnya banyak, tetapi banyak yang tidak tahu,”ungkapnya. (wnd)