Prodi Ilmu Komunikasi UMM menyelenggarakan sharing session bersama alumni dengan tajuk Berani Bikin Film yang disampaikan oleh Jamaludin Phonna melalui aplikasi Zoom, Rabu (6/5/2020).
Jamaludin Phonna mengatakan proses pembuatan film membutuhkan komitmen yang besar. Sebab, harus melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Menurut Jamal sapaan akrabnya, ide bukan menjadi kendala besar dalam pembuatan film. Melainkan, ide dapat lahir dari permasalahan sekitar yang dirasakan. Ia juga menambahkan ketika eksekusi di lapangan harus mempertimbangan karakteristik masyarakat setempat.
“Untuk memberikan first impression baik pada masyarakat dimulai dari berbincang santai yang disertai kejujuran,” ujarnya.
Menjadi pembuat film khususnya dokumenter harus menguasai dasar-dasar cinematografic untuk memudahkan visualisasi gambar. Hal tersebut dikarenakan eksekusi di lapangan menumbuhkan spontanitas dalam menangkap scene. Biasanya yang terjadi dilapangan, cinematographer menjadi single fighter. Disamping itu, pentingnya menyusun naskah sebagai guideline untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pada proses produksi hingga pasca produksi.
Pondasi utama dalam pembuatan film terletak pada proses pra produksi, sebab 70 dari 100 persen merupakan presentase pra produksi. Adapun tantangan besar yang dihadapi pada proses pra produksi biasanya diskusi kreatif. Semakin banyak diskusi sekaligus kolaborasi akan memudahkan dalam menemukan benang merah dalam produksi film. Pada diskusi tersebut akan mendapatkan banyak feedback dari berbagai sudut pandang yang ahli dibidangnya. Sehingga, tidak heran jika terjadi banyak kendala pada proses pra produksi.
“Tetap setia berkarya membuat film, sebab itu salah satu cara kita untuk terus belajar dari pengalaman orang-orang hebat,” tutupnya. (des,ros,ywr)