Sebagai tindak lanjut terhadap program Center of Excellent (CoE) yang digagas oleh fakultas, Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ikom) menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) dengan lima desa di Kabupaten Magetan (12/1). Bertempat di Pendopo Surya Graha Kantor Bupati Magetan, Kaprodi Ikom, Nasrullah, M.Si menandatangani SPK didampingi oleh Lurah Puntukdoro, Cintoko Samudro.
“Ada empat kelas unggulan yang kami tawarkan dalam program CoE ini. Salah satunya adalah kelas digital PR branding dan kelas digital marketing. Kelas akan membantu para stakeholder di kelurahan untuk melakukan branding destinasi wisata. Atau bisa juga untuk mengelola branding batik khas Magetan seperti yang disampaikan Pak Bupati tadi,”ujar Nasrullah di depan para lurah dan Bupati Magetan.
Selain kelas digital PR branding dan digital marketing, ada tiga kelas lain yang ditawarkan. Prodi Ikom menawarkan kelas yang disesuaikan dengan empat peminatan di Prodi Ikom. Ketiga kelas tersebut adalah kelas digital videografi dan content creator, kelas journalism dan media analysis, dan kelas digital entrepreneurship. “Di kelas digital videografi dan content creator, stakeholder bisa belajar tentang bagaimana membuat konten berbasis potensi desa. Hal ini menarik dan sinergi ini saya harapkan bisa meningkatkan skill mahasiswa Ikom dan membantu mengembangkan potensi desa di Magetan,”imbuhnya.
Untuk teknis pelaksanaan kelas unggulannya ini, Prodi Ikom akan mengundang para pemangku kebijakan untuk belajar di kelas unggulan di UMM atau nanti pihak desa yang mengundang UMM untuk mengisi kelas di desa-desa mitra di Magetan. Cintoko Samudro, Lurah Puntukdoro, sebagai salah satu mitra CoE, menyambut gembira tawaran kelas unggulan dari Prodi Ikom UMM. “Siapa tau nanti potensi di desa kami bisa dipoles dengan menarik dan bisa unggul seperti Kampung Warna-Warni Jodipan atau kampung-kampung tematik lain yang pernah ditangani oleh Prodi Ikom. Terimakasih sudah hadir di Magetan,”ungkap Cintoko.
Di Desa Puntukdoro, ia menyebut, terdapat sejumlah potensi wisata yang menarik jika dikelola. Ada sumber air Kedung Biru yang airnya sangat jernih. Juga ada area perbatasan dengan hutan yang memiliki view bagus dan tebing Jambu di lereng Lawu yang cocok untuk olahraga hiking. Selain itu juga ada air terjun yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk pengairan sawah. “Padahal view-nya bagus kalau dijadikan tempat wisata, cuma sampai sekarang belum ada namanya. Desa kita letaknya memang di lembah begitu, jadi pemandangannya memang bagus dan potensial untuk dikembangkan,”tutur Cintoko. (wnd,ros)