Audiens fokus menyimak pemaparan dari para pembicara, Gatot Trianto (kiri) dan Rudi Satrio Lelono (kanan)
Perubahan teknologi komunikasi massa mampu mempengaruhi pola dan model konsumsi media yang terjadi pada khalayak. Begitu pula dengan isu konvergensi media. Konvergensi media merupakan sebuah term yang memiliki dua makna. Makna pertama konvergensi media membuka peluang keseragaman content media, di sisi lain seiring dengan tuntutan perkembangan teknologi yang makin canggih, media harus menyesuaikan dengan platform konvergensi.
Peserta kuliah tamu antusias melakukan salam selfie usai acara berakhir
Prodi Ilmu Komunikasi UMM hari ini (2/4) menyelenggarakan kuliah tamu yang bertajuk Peluang Konvergensi Media Televisidi Indonesia yang diadakan di Aula Teknik GKB III UMM. Dalam kuliah tamu ini, Direktur TVMU Gatot Trianto dan Praktisi Media Rudi Satrio Lelono berkesempatan untuk menyampaikan sejumlah gagasannya terkait isu tersebut. Menurut Gatot, kini konvergensi media seolah menjadi sebuah keharusan. Menurunnya jumlah pembaca media cetak dan melejitnya jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 132, 7 juta membuat media harus menyesuaikan diri. “Era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini menekankan pada pola digital ekonomi. Oleh karena itu, TVMU sebagai salah satu bagian dari industri pertelevisian, juga melakukan konvergensi media. TVMU membuat platform konvergensi yang dinamakan dengan istilah muvon ecosystem. Dalam satu aplikasi playstore, pemirsa bisa menonton TVMu, radioMu, KabarMu dan fitur lainnya,”ungkapnya. Berkait dengan isu kesegaraman content yang menjadi efek samping dari konvergensi media, Gatot mengakui bahwa keseragaman content adalah tantangan yang tidak mudah. Menurutnya untuk mengantisipasi hal ini, insan media harus kreatif memilih angle dari sebuah content agar sesuai dengan platform media yang dimiliki.
Pengelola prodi, lab dan moderator berfoto bersama pembicara
Rudi Satrio Lelono, atau biasa yang dipanggil Idur, mengatakan ada sejumlah tantangan di balik peluang melakukan konvergensi media. “Salah satu tantangan konvergensi media adalah media yang melakukan konvergensi harus memiliki content library yang luas. Dengan konvergensi artinya menyediakan banyak jendela, artinya content harus berbeda dan menarik,” jelas Idur. Salah satu peluang konvergensi yang penting dan menarik adalah dengan mengembangkan TV lokal berjaringan untuk meningkatkan pangsa pasar dan belanja iklan. Konvergensi TV lokal diakuinya akan mampu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi daerah bahkan bisa menguasai belanja iklan lokal. “Kalau berbicara dari sisi iklan, konvergensi adalah peluang karena layar TV belum cukup kuat untuk memperkuat brand sebuah produk. Oleh karena itu perlu dilakukan penganekaragaman media dan content. Kita harus mengikuti perkembangan teknologi agar bisa bersaing dengan perubahan,”imbuh Idur. (wnd)