Kunjungi UMM, Prodi Jurnalistik Unib Belajar Pengelolaan Laboratorium Komunikasi

Jum'at, 03 November 2023 21:04 WIB

Pengelolaan Laboratorium Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menarik perhatian Prodi Jurnalistik dan Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bengkulu (Unib). Hal ini terlihat dari antusiasme rombongan Unib ketika berkunjung ke Komunikasi UMM, Jumat (3/11/2023). 

Rombongan dipimpin Kaprodi Jurnalistik Unib, Yuliati. Ikut serta dosen dan staf laboratorium multimedia dan ilmu komunikasi Unib. Mereka adalah Dhanurseto Hadiprashada, Verani Indiarma, Dwi Aji Budiman, Eka Puspa Sari, Arif Hidayat, dan Muhammad Krisno.

Dari pihak Komunikasi UMM, turut menyambut tamu Unib diantaranya Kaprodi Nasrullah, Sekretaris Prodi Jamroji dan Isnani Dzuhrina, Kepala Laboratorium Widiya Yutanti, dosen Joko Susilo, Aditya Dwi, dan Rahmania Santoso.

Dalam pertemuan di ruang rapat FISIP UMM, baik Komunikasi UMM maupun Unib sepakat membangun kolaborasi dalam berbagai hal. Kedua pihak segera merealisasikannya dalam bentuk kerjasama pengelolaan jurnal, penelitian, pengabdian masyarakat, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dan penguatan laboratorium.

“Kami mengenal Komunikasi UMM sudah baik dalam aspek manajemen jadi harapannya kami bisa belajar dari Prodi yang sudah terakreditasi internasional. Kunjungan ini menjadi rujukan untuk melakukan akreditasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat,” tutur Yuliati.

Usai melakukan sharing hasil penelitian dan penandatanganan naskah kerjasama, rombongan dibawa ke Laboratorium Komunikasi di lantai dasar UMM Dome. Ada tujuh unit lab yang dikunjungi sembari diskusi mengenai pengelolaan lab yang produktif.

Widiya menjelaskan, lab Komunikasi UMM dikelola dengan disiplin ketat mengingat keterbatasan fasilitas yang kurang seimbang dengan jumlah mahasiswa praktikan. Diperlukan penjadwalan ruang, instruktur dan pemakaian peralatan yang rapi agar semua bias terlayani dengan baik.

“Jadi Sabtu-Minggu pun kami sering masih harus bekerja di lab ini. Apalagi pada weekday, mulai pagi bahkan sering sampai larut malam,” kata Widiya.

Selain memang karena keterbatasan, lanjut Widiya, pihaknya juga ingin memberikan pengalaman kepada mahasiswa suasana kerja yang sesungguhnya. “Disiplin, rapi, tepat waktu, kompak dan semua bekerja keras, itu yang harus kita tanamkan kepada praktikan,” lanjutnya.

Jamroji menambahkan buah dari kurikulum dan kerja keras di Laboratorium menghasilkan karya-karya kreatif monumental. Kampung Warna Warni Jodipan yang fenomenal itu adalah salah satu contohnya.

“Itu murni dikerjakan mahasiswa. Dengan modal awal dari sponsor yang hanya puluhan juta, sekarang manfaatnya bias bernilai ekonomi milyaran rupiah. Belum lagi value dari branding sponsor itu, kalua dihitung pasti lebih besar lagi,” ungkap Jamroji.

Belajar dari Lab Komunikasi UMM ini, Unib juga ingin mengembangkan peralatan dan manajemen labnya. Tetapi diakuinya, nuansa mahasiswa yang leboh majemuk dan bias digerakkan dengan mudah akan menjadi tantangan tersendiri.

Kepala Lab Multimedia Unib Dwi Aji Budiman mengaku harus banyak belajar dari Komunikasi UMM. Terutama dalam mengelola praktikum dengan real project dan real client. “Kami mencoba belajar dari Komunikasi UMM bersama Pak Kaprodi, output Komunikasi UMM sangat menarik. Harapannya bisa untuk kemudian dikerjasamakan,” ujar Dwi Aji. (jan)

Shared: