Para peserta yudisium berfoto bersama jajaran dosen Prodi Ikom
Pada gelaran wisuda periode II tahun 2018 yang akan digelar pada Mei nanti, Prodi Ilmu Komunikasi kembali meluluskan 48 calon sarjana. Para calon sarjana bergelar S.Ikom ini terdiri dari mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari angkatan 2013 dan 2014. Sejumlah 48 calon sarjana Ilmu Komunikasi itu hari ini dikukuhkan dalam Yudisium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Aula BAU (25/4). Pada gelaran yudisium tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi menobatkan Umi Syariani, Wahyu Satrio Nugroho dan Muhammad Rheza Noor Fahmi sebagai lulusan terbaik 1, 2 dan 3 tingkat Prodi Ilmu Komunikasi. Umi Syariani mendapat gelar terbaik dengan perolehan IPK 3,63. Uniknya perolehan IPK nya justru lebih rendah daripada Wahyu dan Rheza yang menempati posisi kedua dan ketiga dengan IPK masing-masing 3,70 dan 3,69. “Umi Syariani unggul dengan indeksnya yang lebih tinggi dibanding Wahyu dan Rheza karena masa studinya lebih singkat sehingga nilai indeks nya lebih tinggi. Umi Syariani angkatan 2014 sedangkan Wahyu dan Rheza angkatan 2013,”ungkap M Himawan Sutanto, M.Si, Kaprodi Ilmu Komunikasi.
Sekprodi Ilmu Komunikasi, Widiya Yutanti, M.A mengatakan bahwa ketiga lulusan terbaik tersebut memang layak memperoleh gelar tersebut. Sebab selain memiliki IPK yang tinggi, mereka juga memiliki pilihan topik skripsi yang menarik. Umi Syariani contohnya. Gadis yang biasa dipanggil Ani ini mengambil topik tentang Hizbut Tahrir Indonesia. Skripsinya yang berjudul “ Konstruksi Dakwah Siyasah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Analisis Wacana Kritis pada Rubrik Media Utama di Tabloid HTI Tabloid Media Umat Edisi 188-200” ini berhasil memikat para dosen penguji. Dewan penguji skripsi pun mengganjarnya dengan nilai istimewa, A.
Wahyu Satrio Nugroho juga memilih topik skripsi yang tak kalah menarik. Ia meneliti bidang kajian semiotika milik Rolland Barthes. Skripsinya yang berjudul “Makna Propaganda Amerika pada Video Game Homefront” mengisyaratkan ketertarikannya pada kajian praktik propaganda negara adikuasa Amerika, sebuah tema yang jarang dikaji oleh kebanyakan mahasiswa Ilmu Komunikasi. Sedangkan peraih predikat terbaik ketiga, Muhammad Rheza Noor Fahmi cukup detail dan teliti ketika meneliti Pengaruh Faktor Kepribadian Terhadap Keterbukaan Diri dalm Interaksi Interpersonal, Studi pada Anggota Pusat Kebugaran MAXGYM Malang. Berkait ketelitian dan kemampuan public speakingnya yang menarik, Rheza pun berhasil meraih nilai A dari dewan penguji. “Selamat kepada para peraih predikat terbaik. Semoga prestasinya tidak hanya berhenti disini saja. Masih ada tantangan yang lebih besar di dunia luar. Semoga sukses untuk semuanya,”ujar Kaprodi. (wnd)