• komunikasi.umm.ac.id

Teliti HTI, Umi Syariani Raih Predikat Lulusan Terbaik

Rabu, 25 April 2018 13:15 WIB

Umi Syariani berfoto di depan Aula BAU

Nama Umi Syariani menjadi bintang pada acara yudisium FISIP yang digelar pada Rabu, 25 April 2018. Gadis kelahiran Sragen Jawa Tengah ini berhasil meraih predikat sebagai lulusan terbaik Prodi Ilmu Komunikasi dengan capaian IPK 3,63. Meraih predikat sebagai lulusan terbaik tak lantas membuat anak sulung dari empat bersaudara yang semuanya perempuan itu, menjadi tinggi hati. Dengan ramah ia mengatakan bahwa keberhasilannya kali ini belum seberapa. “Di atas langit masih ada langit. Prestasi ini menurut saya adalah bonus kerja keras. Saya hanya menjalankan amanah ayah saya yang selalu berpesan agar anak-anaknya bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan,”ungkapnya.

Ani, begitu Umi Syariani biasa dipanggil, adalah anak seorang pedagang bakso. Ayahnya membuka kedai bakso di depan rumah dibantu oleh sang ibu. Sebelumnya, ayahnya pernah menjadi pedagang mie ayam keliling. Lahir dari keluarga entrepreneur membuat Ani terbiasa bekerja keras. Sempat mengenyam enam tahun pendidikan sebagai anak pesantren, membuat karakter Ani tumbuh menjadi pribadi yang cukup disiplin. Latar belakang enam tahun nyantri di Pondok Gontor V (Putri), Kandangan Kediri, juga mengilhaminya untuk menekuni bidang kajian komunikasi Islam. Hal inilah yang membuat ia terinspirasi meneliti media terbitan Hisbut Tahrir Indonesia, sebuah ormas yang sempat menuai kontroversi di Indonesia.

Ketertarikannya meneliti HTI dilatarbelakangi oleh rasa penasarannya akan kontroversi yang terjadi. Hasil dari riset awalan yang ia lakukan, ia melihat bahwa media mainstream senantiasa memojokkan HTI, bahkan ketika situs media HTI sudah diblokir dan ormas ini dibekukan. “Akhirnya saya mencoba meneliti media HTI yang masih tersisa, yaitu Tabloid Media Ummat. Salah satu temuan saya dari riset tersebut adalah bahasa dakwah yang dipilih oleh Tabloid Media Ummat identik dengan sarkasme, sindirian dan tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik Islam,”ungkapnya.

Ani ternyata sempat mengenyam dua semester di Prodi Perbandingan Agama di UNIDA sebelum memutuskan untuk mendalami keilmuan komunikasi. Ketika memutuskan “berpindah haluan” ke prodi llmu Komunikasi, Ani memang sangat ingin mendalami komunikasi Islam. Bahkan ia berencana untuk lanjut S2 setelah selesai menyelesaikan pendidikan sarjananya ini. “Saya ingin sekali mendalami komunikasi Islam untuk studi lanjut. Impian saya ingin lanjut ke Mesir. Semoga Allah memberi kemudahan,” harapnya. Semoga sukses, Ani! (wnd)

Shared: