• komunikasi.umm.ac.id

Ungkap Berbagai Perspektif Media Pasca Teror New Zealand

Kamis, 18 April 2019 01:47 WIB

 

Prodi Ilmu Komunikasi UMM menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema “ Terror Attack in New Zealand: Responses and Media Coverage on Muslim” pada Kamis (18/4/2019). Tema tersebut dipilih guna melihat bingkai media dalam mengemas pemberitaan islam setelah fenomena teror New Zealand pada 2019 silam. Seminar tersebut menghadirkan tiga perspektif yakni Tobias Hoheneder, Budi Suprapto, dan Mustafa Selcuk.   

Tobias Hohender, dosen Universitas Erlangen Numberg mengatakan walaupun Jerman merupakan negara mayoritas muslim, sebenarnya berlawanan dengan media Jerman yang cenderung menyajikan berita Islam sebagai agama teroris. Adapun sajian berita Islam dengan membahas penindasan perempuan sehingga menimbulkan stereotip tertentu. Di samping itu, ia menambahkan berbagai talkshow di media Jerman sekadar mengundang dosen dari kalangan radikal.  Sehingga masyarakat memiliki stigma negatif terhadap Islam. 

Menilik perspektif Budi Suprapto yang memandang Islam dari kacamata media di Indonesia. Adanya peristiwa teror di New Zealand tidak menimbulkan stereotip buruk bagi masyarakat pemeluk Islam. Hal itu dikarenakan, media di Indonesia tidak menyebutkan kata muslim ditambah dengan Presiden Indonesia yang tidak menyatakan sikap perihal terorisme. “Media Indonesia memahami bahwa masyarakat Indonesia yang sensitif dengan isu agama,” ujar dosen UMM itu. 

Di sisi lain, Mustafa Selcuk menuturkan pasca penembakan di Selandia Baru, dunia barat melihat stereotip positif tentang islam. Berbagai media barat mulai mengubahnya dengan pengambilan angle pemberitaan. Seiring berjalannya waktu, media barat tidak lagi membingkai muslim dan islam sebagai penganut terorisme. (des,ros,ywr) 

Shared: