Sejumlah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menjadi awardees Learning Express (LEx) 2024. Bersama mahasiswa terpilih dari jurusan lain, mereka akan menjalankan project bersama pelajar dari Singapore Polytechnic (SP).
Kerja sama antara UMM dan Singapore Polytechnic sudah ada sejak 2014. Melalui LEx nantinya awardees akan berkolaborasi bersama mahasiswa dari Singapura dengan model pembelajaran Design Thinking (DT) atau menggali dan menyelesaikan masalah.
Tahun ini 30 dari ribuan mahasiswa di UMM diberi kesempatan untuk menjadi mahasiswa yang layak mengikuti LEx. Lima diantaranya adalah mahasiswa Komunikasi UMM, yakni Ramadhani Nurwijayanto, Eka Sigit Permana, Nastiti Tertia Widyadhana, Marco Trisna Omar Farrasy, dan Lollyta Anjanarko. Mereka dinyatakan lolos sesuai kualifikasi yang cukup baik.
Menariknya, salah satu awardees dari Komunikasi UMM Eka Sigit, mengaku terinspirasi dari temannya Ghozi Kamaluddin yang lolos seleksi IISMA kemarin.
“Sebenarnya aku itu mau ikut IISMA, tapi karena ada kendala jadi aku tidak jadi daftar. Kemudian dapat saran dari Ghozi buat ikut program ini, karena mirip-miriplah,” ungkapnya.
“Selain itu, aku juga pernah dapet wejangan dari Pak Jamroji. Pas kelas, beliau pernah bilang kalau lulus 3,5 tahun itu sudah biasa, jadi cobalah buat lakuin hal selain itu,” tambahnya.
“Harus do my best,” kata awardees lainnya, Lollyta. Menurutnya, ikut program ini harus dibawa santai dan jangan merasa tertekan agar bisa menjadi salah satu experience yang memorable.
Rencananya mahasiswa yang lolos akan mulai melakukan kegiatan bersama SP mulai 30 September hingga 11 Oktober 2024.
Kesempatan berkolaborasi secara internasional makin terbuka lebar buat Komunikasi UMM. Apalagi sejak terakreditasi internasional FIBAA, mahasiswa semakin terpacu untuk memanfaatkan momentum ini.
Sekretaris Prodi Komunikasi UMM Isnani Dzuhrina mengungkapkan selain dengan Singapore Polytechnic mahasiswa juga bisa memanfaatkan program pemerintah seperti IISMA. Selain itu UMM juga telah memiliki kolaborasi bersama Uni Eropa yang memberi kesempatan pertukaran dosen dan mahasiswa lewat beasiswa Erasmus Mundus.
“Kami terus memperluas kesempatan bagi mahasiswa agar bisa memperoleh pengalaman internasional. Oleh karenanya di Komunikasi UMM disiapkan kelas khusus sebagai perintis kelas internasional,” ungkap Isnani.
Meski demikian, di luar kelas tersebut mahasiswa tetap memiliki kesempatan yang sama untuk ikut program internasional. Seperti kompetisi internasional Komunikasi atau International Communication Competition (ICC). Lomba tahunan ini merupakan kolaborasi Komunikasi UMM dengan Binus University, UiTM Malaysia dan University of Santo Thomas, Filipina. (jan/nas)