Nico Wattimena saat memberikan kuliah tamu Prodi Ilmu Komunikasi UMM (11/6). |
Kuliah tamu Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (11/6) berbeda dengan biasanya. Kali ini kuliah tamu juga bisa diikuti lewat jejaring sosial twitter. Sivitas akademika yang tidak bisa menghadiri acara itu bisa menyimak lewat akun twitter @ikomUMM dengan hastag #PRCRISIS.
Kuliah tamu Ilmu Komunikasi kali ini memilih tema “Crisis Management and Building Reputation Formula” dengan pemateri konsultan PR senior, Nico Wattimena, MA, P.hD yang diadakan di Aula BAU. Kuliah tamu ini dihadiri oleh Dekan FISIP, dosen Ikom dan sekitar 300 mahasiswa.
Live tweet kuliah tamu ini yang pertama dari Prodi Ilmu Komunikasi. Itu dilakukan tak lain karena pemanfaatan twitter oleh mahasiswa UMM sangatlah tinggi. “Kita mencoba melihat kenyataan. Bahwa memang banyak mahasiswa kami menggunakan twitter. Nah, itu kita manfaatkan untuk menyebarluaskan gagasan yang ada di kuliah tamu. Bahkan follower @ikomUMM bisa mengikuti tanpa harus hadir di lokasi, “terang Isnani Dzuhrina (@isnani_dzuhrina) selaku Sekretaris Prodi yang menggawangi live tweet bersama dosen Prodi, Arum Martikasari (@aroom_ai).
Dengan live tweet, para follower @ikomUMM juga bisa mengajukan pertanyaan saat tanya jawab berlangsung. Misalnya yang pernah ditanyakan oleh @andy3tommy tentang bagaimana mengatasi kritis yang terjadi di medoa sosial yang dalam hitungan detik bias membuat gempar
Nico menjawab singkat, “PR harus mampu melihat risiko dulu, sehingga sebelum kriris terjadi, PR sudah siap dengan segala kemungkinan. Kalau ada pertanyaan dari wartawan, misalnya, jangan dijawab no comment. No commen is a comment”.
Contoh Krisis
Lebih lanjut, Nico beranggapan bahwa seorang PR tidak hanya menangani media namun juga menangani masalah internal maupun eksternal. Krisis sendiri dapat dialami oleh semua organisasi, namun dengan keadaan kita pun juga dapat memainkan krisis tersebut.
Terdapat beberapa perhatian terhadap krisis. Seperti kejutan yaitu ketika krisis muncul, hal ini tidak terduga dan peristiwa berkembang dalam artian kasus krisis dapat meluas. Komunikasi yang harus disampaikan oleh seorang PR yaitu menyampaikan fakta, jujur mengenai apa yang diketahui dan tidak diketahui, dan katakan seperlunya, jangan berspekulasi,selanjutnya, katakan sejujurnya.
“Awarnes, commitment, concern adalah point-point penting dalam masalah krisis,” terang Nico. Terdapat 10 langkah dalam menghadapi krisis komunikasi, seperti: mengidentifikasi tim krisis, mengidentifikasikan juru bicara, pelatihan juru bicara, membentuk protocol komunikasi, mengidentifikasi dan mengetahui audiens, mengakhiri krisis, memutuskan metode-metode komunikasi, mengidentifikasi pesan kunci, memperkirakan situasi krisis, dan mengantisipasi krisis.
"Tantangan paling besar oleh seorang PR adalah juru bicara," terang Nico. Karena seorang PR harus mempersiapkan semua pembicaraan dengan penguasaan topik, memperhatikan penampilan dan pengembangan nama baik.
Nico dalam kesempatan itu memberikan contoh salah satu perusahaan produk kesehatan Tylanol. Menurutnya perusahaan obat itu pernah mengalami dua kali krisis dengan menghentikan semua produknya. Namun mereka menerapkan sistem manajemen krisis yang baik.
Adapun beberapa langkah untuk menghadapi krisis komunikasi yaitu dimana kita bisa mendengar, membangun reputasi sebelum krisis, hentikan rumor dan perbaiki informasi, pilih juru bicara yang tepat, dan terima tanggungjawab.
“Seorang PR harus percaya diri, harus bisa ngomong jangan malu-malu dimulai dari mendengar,” tutup Nico.
Dalam kesempatan itu, Dekan FISIP, Dr. Wahyudi menyatakan kuliah tamu ini yang dipentingkan adalah esensinya. Pada tahun 2013-2014 dikenal sebagai tahun politik, tahun ini ladang nya para konsultan, namun tak lepas dari itu peran seorang Public Relations (PR) juga dibutuhkan oleh karena itu kuliah tamu ini dianggap penting (mal/nas/win/nrd).