Mahpudin, salah satu mahasiswa Komunikasi yang hasil karya produksinya ditayangkan di acara Citizen Journalism NET |
Kreativitas mahasiswa dalam membuat film dan tayangan jurnalistik ditantang oleh laboratorium Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mahasiswa diharuskan menunjukkan karyanya melalui berbagai media, termasuk mengirim ke stasiun televisi nasional atau dengan gelar karya di tempat umum.
Kepala Laboratorium Komunikasi UMM, Jamroji, M.Comm, mengungkapkan saat ini pihaknya mengoleksi puluhan karya mahasiswa. Beberapa diantaranya sangat layak dipublikasikan kepada publik.
“Gelar karya maupun pemuatan di media umum merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban tugas praktikum. Jadi mahasiswa harus siap dikritik, diapresiasi, maupun menerima pujian,” kata Jamroji yang lulus dari Edith Cowan University, Australia itu sebelum acara gelar karya mahasiswa, Kamis (13/06).
Sejumlah 18 karya liputan jurnalistik baik hard maupun soft news karya mahasiswa sudah dikirim ke berbagai stasiun televisi. Di antaranya untuk acara Citizen Journalism di NET dan Wideshot Metrotv. Beberapa diantaranya sudah memperoleh jadwal tayang.
“Lumayan, kelompok saya dapat pujian dan dapat kompensasi uang dari NET,” kata Mahpudin, mahasiswa Komunikasi angkatan 2010, bangga. Liputannya tentang perpustakaan kontainer di Batu sudah tayang beberapa hari lalu.
Karya Fiksi dan Non Fiksi
Sementara itu, enam karya film fiksi dan nonfiksi dipamerkan di kedai Kava Koffie, Kamis (13/06). Pemutaran karya mahasiswa itu didampingi ketua Prodi Komunikasi Nurudin dan dosen Novin Farid Setyo Wibowo. Pemutaran ini merupakan launching dari tugas AV.
Novin menjelaskan, sebenarnya ada 38 karya AV mahasiswa angkatan 2009 dan 2010, namun melalui proses kurasi dari beberapa pertimbangan seperti kualitas gambar, suara dan konten cerita, terdapat 27 film yang dianggap layak untuk diputar di depan publik. 27 film ini akan diputar selama beberapa minggu dimana dengan jadwal setiap minggunya akan diputar sekitar enam film.
Dalam pemutaran hasil karya Kamis (13/6) terdapat 3 bergenre cinta dan 3 bergenre psikologi triller, diantaranya Terangnya Gelapku (2009), Bukan Untuk Janu (2009), Dia Itu Nyata (2009), Impunity (2010), Jerat (2009), Hell (2009).
Dalam kesempatan tersebut Nurudin memberi apresiasi positif pada mahasiwanya. Pemutaran itu tak hanya dihadiri oleh pembuat film sendiri, namun juga masyarakat umum mengingat kedai adalah tempat umum. “Ini karyaku mana karyamu," ucap Nurudin memberi motivasi pada seluruh mahasiswa.
Menurut Novin pemutaran ini merupakan apresiasi karya agar tidak hanya berada di dalam lemari, namun aura suasana berkesinian mencoba dihidupkan kembali dengan cara informal. “Setiap berkarya publikasikan agar bisa diapresiasi oleh orang lain, kita juga belajar menghargai pembuat film sendiri beserta karyanya,” ucapnya.
Sebelum film diputar, sutradara memiliki kesempatan untuk sedikit menceritakan filmya di depan penonton. Tampak antusias penonton yang mendengarkan presentasi singkat tersebut dan bersiap untuk melihat karya.
“Menghargai karya film dari warung kopi, melihat karya orang lain, dan menghargainya lalu mendiskusikannya. Menghargai karya sebagai karya,” pungkas Novin. (mal/nas)